Teknologi Terkini Tekan Angka Kematian Bayi

Kamis, 16 November 2017 - 14:05 WIB
Teknologi Terkini Tekan Angka Kematian Bayi
Teknologi Terkini Tekan Angka Kematian Bayi
A A A
JAKARTA - Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia dan kelahiran prematur diidentifikasi sebagai penyumbang terbesar angka kematian bayi.

Berdasarkan data BPS 2016, angka kematian bayi (AKB) mencapai 25 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Hal ini menjadi perhatian berbagai pihak karena AKB menjadi salah satu indikator tingkat kesehatan sebuah negara. “Penurunan AKB merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan.

Kematian bayi baru lahir mempunyai porsi 54,9% dari seluruh kematian bayi sehingga kelangsungan hidup bayi baru lahir masih menjadi fokus Kemenkes,” kata dr Eni Gustina MPH, Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dalam acara Mengungkap Teknologi Terkini untuk Menekan Angka Kematian Bayi di Indonesia yang diadakan GE Healthcare.

Dalam kesempatan itu, GE Healthcare mengenalkan fasilitas premium inkubator dan inkubator hybrid beserta penghangat berteknologi tinggi untuk perawatan bayi prematur.

Seperti dikatakan Nilesh Shah, General Manager of Clinical Care Solutions GE Healthcare Africa, India, and Southeast Asia, “Inovasi untuk menyediakan solusi mengurangi AKB di Indonesia maupun seluruh dunia sangat penting dan kami terus bekerja sama dengan para customer untuk menghadapi tantangan ini.”

Saat ini fasilitas premium GE Healthcare telah tersedia di sejumlah RSUD di berbagai provinsi seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan lainlainnya.

“GE Healthcare terus mengupayakan ketersediaan fasilitas perawatan kami menjangkau lebih banyak lagi wilayah di Indonesia demi memenuhi kebutuhan layanan intensif bagi bayi yang lahir prematur agar mereka dapat segera stabil,” kata Nilesh.

Sementara itu drRinawati Rohsiswatmo SpA(K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, mengatakan, bayi prematur lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Perawatan bayi prematur dikategorikan cukup rumit karena tingginya risiko yang dapat terjadi pada awal kehidupan bayi tersebut.

“Merawat bayi prematur sangat penting untuk memiliki pengetahuan yang luas, kesabaran, serta keterampilan dari orang yang menanganinya. Selain itu, perawatan bayi prematur terkadang membutuhkan sarana yang lengkap dan teknologi yang canggih dalam perawatan NICU hingga bayi memenuhi kriteria yang ditentukan medis,” katanya.

Penyebab utama kematian bayi adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk prematuritas, diikuti oleh asfiksia dan infeksi. Penurunan angka kematian neonatal (AKN) dimulai dengan upaya promotif dan preventif sebelum kehamilan, pada masa kehamilan, persalinan di fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar.

Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR/prematur dilakukan perawatan metode kanguru dan tata laksana sesuai dengan kondisi dan komplikasi yang dialami. Berdasarkan survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012, AKN adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup yang cenderung stagnan sejak satu dekade sebelumnya. Dari laporan rutin tercatat pada semester pertama 2017 terdapat 10.294 kasus atau 22 kematian bayi per 1.000 kelahiran. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4900 seconds (0.1#10.140)